Senin, 08 April 2013

Analisa terhadap jenis pekerjaan swasta untuk lulusan Program Studi Sistem Informasi


Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Sumatera Selatan  merupakan Unit Pelaksanan Teknis (UPT) Pusat dibidang Pengembangan dan Perluasan Kerja yang berkedudukan di Propinsi Sumatera Selatan dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jendral Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas (Binalattas) dibawah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) Republik Indonesia merancang suatu paket program aplikasi komputer khusus untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam sistem manajemen pengelolaan kegiatan pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja berbasis Internet disebut juga sebagai aplikasi 3 in 1. Pada BBLKI Sumatera Selatan, program ini mulai beroperasi pada 11 November 2011.
 Program aplikasi ini merupakan bagian terintegrasi dalam sistem manajemen pelatihan, sertifikasi dan penempatan tenaga kerja Depnakertrans yang diharapkan dapat mendukung pelayanan kepada masyarakat luas, terutama kepada para pencari kerja/penganggur dan kepada para pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja. Namun pada kenyataannya jumlah anggota 3 in 1 ini memiliki trend menurun, sementara dilain pihak situs-situs sejenis yang menawarkan informasi kerja pengunjungnya semakin bertambah.
Hasil kajian dengan menggunakan Metode Service Quality menunjukkan bahwa Fungsi Komunikasi pada Website 3 in1 belum maksimal. 3 in 1 belum bisa menjadi web yang dinamis karena belum dilengkapi fasilitas yang memberikan fungsi-fungsi komunikasi. Demikian pula terjadi hal yang senada dengan Fungsi Informasi dimana website 3 in1 belum bisa memberikan kualitas pada bagian kontennya.
Untuk itu BBLKI perlu lebih meningkatkan sosialisasi dari website, karena dibutuhkan brand minded terhadap nama 3 in 1 sebagai situs yang bisa memberikan informasi lowongan kerja, pelatihan, sertifikasi dan penempatan. Selain itu pengelolaan situs secara profesional adalah penting, sebagaimana situs-situs lowongan kerja lainnya yang bisa memberikan ragam variasi informasi lowongan pekerjaan, baik secara tingkat pendidikan maupun jenis pekerjaan dari Sabang hingga Merauke.

Rabu, 17 Oktober 2012

TUGAS 1 KONSEP SISTEM INFORMASI LANJUT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Untuk  produk biskuit kaleng yang dipasarkan di pasar lokak dan juga kebeberapa negara tetangga,  perusahaan apa sajakah yang terlibat sehingga anda bisa membeli produk tersebut disebuah supermarket,   dan gambar supply chain management dari produk ini.

Dalam proses pembuatan produk biskuit kaleng yang ada di pasar lokal dan juga beberapa negara tetangga memerlukan rantai SCM agar produk tersebut sampai kepada konsumen.
SCM (Supply Chain Management) adalah manajemen terhadap aliran antar dan diantara tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply chain. Sebuah produk melewati proses yang panjang sebelum sampai ke tangan konsumen.
Gambar di bawah ini merupakan gambar SCM dari proses pembuatan biskuit kaleng. Adapun penjelasan dari tahapan proses tersebut adalah sebagai berikut :
  • Dimulai dari pabrik kaleng biskuit yang bahan dasarnya terbuat dari timah, besi dan bahan-bahan lainnya yang nantinya kaleng tersebut akan digunakan sebagai wadah atau tempat biskuit.
  • Untuk membuat biskuitnya sendiri memerlukan bahan dasar atau bahan baku yang terdiri dari tepung terigu, gula, lemak nabati, susu bubuk, mentega, madu, telur, garam, coklat, selai, dan soda kue masing-masing bahan baku tersebut disupply dari pabrik.
  • Dari pabrik kaleng biskuit dan pabrik bahan baku kemudian dikirim ke pabrik biskuit kaleng.
  • Di pabrik biskuit barulah bahan baku tersebut diproses, setelah pembuatan biskuit selesai kemudian biskuit dilakukan pengujian makanan untuk menunjukan bahwa biskuit tersebut layak dikonsumsi atau tidak.
  • Setelah layak untuk dikonsumsi, kemudian biskuit tersebut dikirim ke distributor.
  • Dari distributor, biskuit akan dikirim ke supermarket.
  • Dan sampailah kepada para konsumen.


TUGAS 1 PENGANTAR TELEMATIKA


1.PERAN TELEMATIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
A.Dalam Bidang Pendidikan
Peranan Telematika dalam kehidupan sehari hari khususnya dalam bidang pendidikan salah
satunya perkembangan belajar berbasis online yang dapat diakses melalui media internet
berbasis web atau situs. Dengan metode ini murid dan guru atau dosen tidak harus belajar
secara bertatap muka secara langsung tetapi dengan metode Home Schooling yang bisa
dilakukan kapan saja oleh siswa/i dengan pengaksesan belajar melalui internet dan pada saat
ini hampir semua sekolah maupun universitas sudah mempunyai website yang menyediakan
modul-modul belajar, bahan kuliah, dan hasil penelitian.

B.Dalam Bidang Pengelolaan Sistem Informasi
Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar tercetak
dalam bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini kecuali sukar untuk diakses,
juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah disimpan dalam
bentuk disket atau CD ROM, namun perlu dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi
itu mudah dikomunikasikan. Sama halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi ini
sifatnya lebih dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu
sistem.

C.Dalam Bidang Pemerintah atau Instansi
Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis (Digital) Dengan adanya sistem ini maka
keterlambatan serta kekurangan bahan belajar bagi warga belajar yang tinggal di daerah
terpencil dapat teratasi. Bagi para guru SD yang mengikuti penyetaraan D2, sarana untuk
mengakses program ini tidak menjadi masalah karena mereka dapat menggunakan fasilitas
yang dimiliki kantor pos yang menyediakan jasa internet.

2.MANFAAT DAN DAMPAK NEGATIF DARI TELEMATIKA
1.MANFAAT DARI TELEMATIKA
A.Dalam Bidang Pendidikan
memudahkan pelajar untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam bidang studi
masing-masing serta konsep pembelajaran yang tersebar secara merata ke seluruh daerah.
Dalam bidang pendidikan secara nyata juga telah memberikan nilah tambah bagi masyarakat
luas.

B.Dalam Bidang Pengolahan Sistem Informasi
Sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang konsisten menyatakan
bahwa dengan asumsi semua persyaratan terpenuhi, penambahan investasi di sektor
telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3%.
Hipotesis ini telah terbukti kebenarannya di Jepang, Korea, Kanada, Australia, negara-negara
Eropa, Skandinavia, dan lainnya. perkembangan telematika membuka lapangan kerja baru,
dibutuhkan human resources yang mumpuni untuk mengelola sebuah sistem yang baik,
menekan biaya pemasaran pada perusahaan-perusahaan.

C.Dalam Bidang Pemerintah atau Instansi
Menyediakan layanan yang lebih baik untuk masyarakat luas melalui e - government, 
e-goverment bisa meningkatkan kinerja pemerintah dalam menyediakan informasi dan
layanan untuk masyarakat.

2.DAMPAK NEGATIF DARI TELEMATIKA
1.Tindakan kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Contohnya,
tindakan yang disebut carding, adalah cyber crime dengan cara mencuri data kartu kredit dari
nasabah suatu bank, sehingga si pelaku carding (carder) dapat menggunakan data tersebut
untuk keuntungan pribadi.
2.Kejahatan Telematika sebagai Kejahatan Transnasional, Contoh kejahatan transnasional ini
adalah human trafficking, penyelundupan orang, narkotika, atau teroris internasional.
3.Kejahatan telematika merugikan perusahaan atau organisasi, Pada tahun 1995, Julio Cesar
Ardita, seorang mahasiswa dari Argentina berhasil menyusup dan mengganti (cracking) data
sistem yang ada di Fakultas Arts and Science Universitas Harvard.
4.Penyebaran virus atau malicious ware fraud atau penipuan yang menggunakan electronic
mail sebagai alat penyebaran informasi bagi si penipu.
5.Kejahatan telematika merugikan individu,missal Lima orang hacker (penyusup) yang berada
di Moskow telah mencuri sekitar 5400 data kartu kredit milik orang Rusia dan orang asing
yang didapat dengan menyusup pada sistem komputer beberapa internet retailer.


3.MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM TELEMATIKA
1.Internet
2.Handphone
3.Video Conference
4.GPS
5.Game


4.PERKEMBANGAN TELEMATIKASEBELUM DAN SESUDAH INTERNET
Secara harfiah, telematika berasal dari bahasa perancis “telematique” yang merujuk pada
bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Teknologi Informasi
sendiri dapat diartikan sebagai sarana atau prasarana, sistem, dan metode untuk perolehan,
pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan
penggunaan data yang bermakna.
Para praktisi menyatakan “telematics“ adalah singkatan dari “telecommunication” and
“informatics” sebagai wujud dari perpaduan konsep computing and communication. Istilah
telematics juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” yang lahir karena perkembangan
teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan
informatika menjadi semakin terpadu (konvergensi). Semula media masih belum menjadi
bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi komunikasi pada saat itu.
Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi
ternyata juga menghindarkan media komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah telematika
kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara telekomunikasi, media, dan
informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi telematika
kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau “the Net”.
Dalam perkembangannya istilah “media” dalam telematika berkembang menjadi wacana
“multimedia”. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah “multimedia”
semulahanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam
berbagai medium. Suatu ambigus jika istilah telematika dipahami sebagai akronim
telekomunikasi, multimedia, dan informatika.
Menurut Instruksi Presiden RI No. 6 Tahun 2001 tentang kerangka kebijakan perkembangan dan
pendayagunaan telematika di Indonesia didapat pengertian telematika sebagai berikut:
“Telekomunikasi, media dan informatika atau disingkat sebagai teknologi telematika”
Toffler berpendapat bahwa teknologi telekomunikasi dan informatika, kini populer dengan nama
telematika (Yuliar, 2007). Menurut Miarso (2007) telematika merupakan sinergi teknologi
telekomunikasi dan informatika untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary (digital).
Telekomunikasi adalah sistem hubungan jarak jauh yang terjalin melalui saluran kabel dan
nirkabel (gelombang suara, elektromagnetik, dan cahaya). Sedangkan informatika adalah
pengelolaan data yang bermakna dengan sistem binary (digital). Istilah Teknologi dan Komunikasi
(ICT =Information and Communication Technology) yang lebih dikenal sekarang ini bermaksud
memperluas pengertian telematika.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Telematika merupakan konvergensi antara teknologi
telekomunikasi, media, dan informatika yang digunakan untuk keperluan pemrosesan data
dengan sistem binary/digital.


Sabtu, 14 April 2012

Proposal Ilmiah


PROPOSAL PENELITIAN
Nama                           : Achmad Fachrurrozi Chomsa
Npm                            : 151 09 333
Jurusan                        : Sistem Informasi
Fakultas                       : Ilmu Komputer
Judul                           : Pembelajaran Berbasis Komputer

1.      Latar belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang (Tirtarahardja;  2000). Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan pendidikan, sebab lembaga pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia berkualitas dan menjadi motor kemajuan dan kemakmuran bangsa. Ujung tombak program pendidikan dan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya kegiatan pembelajaran dalam dunia pendidikan adalah guru.
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari rendahnya kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dalam mentransfer pengetahuan kepada siswanya dikelas. Rendahnya daya kreasi dan inovasi merupakan problematika para guru dalam menciptakan sebuah media dan gaya pembelajaran yang atraktif dan menyenangkan. Terobosan dan ide-ide baru sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya nalar dan motivasi belajar siswa. (Dimyati, 2002)
Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran. Kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak, dan bersikap secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai. (Depdiknas, 2004:6).
Ditemukan beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu siswa cenderung ramai pada saat pembelajaran berlangsung sehingga konsentrasi siswa tidak terfokus, siswa banyak melamun bahkan mengantuk, siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi (metode ceramah), tidak ada siswa yang mau bertanya, tidak mampu menjawab dengan sempurna pertanyaan dari guru, siswa yang aktif akan semakin aktif begitu sebaliknya siswa yang pasif akan semakin pasif.
 Kelemahan-kelemahan diatas merupakan masalah dan perlu adanya strategi pembelajaran dikelas agar permasalahan tersebut dapat dipecahkan. Agar peserta didik belajar secara aktif dan memperoleh hasil prestasi yang maksimal, guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna, sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. ( Mudjiono, 2002). Salah satu hal untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran yaitu guru dapat memanfaatkan media pembelajaran.
Motivasi yang seperti ini akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan peserta didik akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata peserta didik sehingga materi pelajaran selalu tampak menarik, tidak membosankan.  Supaya siswa dapat berpikir dan bertindak secara berdiskusi dan kreatif, maka dari itu siswa harus diberi kesempatan untuk mencoba kemampuannya dalam berbagai kegiatan. Guru berperan penting dalam memanfaatkan media dan sumber belajar dalam suatu pembelajaran. Pemanfaatan tersebut bermaksud meningkatkan kegiatan belajar, sehingga mutu hasil belajar semakin meningkat (Woolkfolk, 1984: 307-338) karena dengan menggunakan media tersebut dapat membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran sehingga dapat menimbulkan motivasi siswa untuk belajar,  serta dapat mempercepat  pemahaman pesan secara lebih komprehensi dan dapat membuat siswa lebih konsentrasi.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi yaitu suatu materi yang kebanyakan memiliki teori yang sulit untuk dimengerti. Akibatnya sikap dan pemahaman siswa tentang konsep teknologi informasi dan komunikasi yang diajarkan masih sangat kurang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru teknologi informasi dan komunikasi menyatakan bahwa dengan pembelajaran yang selama ini dilakukan disekolah banyak siswa memiliki sikap menerima pelajaran yang rendah. Hasil ini dapat dilihat dari setiap kali guru menerangkan selama pembelajaran berlangsung siswa yang sikapnya baik hanya 45%. Sedangkan siswa yang lainnya hanya diam sebagai pendengar dan mencatat. Melalui hasil belajar ulangan harian siswa tentang teknologi informasi dan komunikasi diperoleh nilai hasil belajar untuk pelajaran teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki nilai rata rata 6,25.
Peneliti ingin bermaksud memberikan sesuatu media pembelajaran dengan memanfaatkan media komputer agar siswa lebih terfokus pada pelajaran yang akan diajarkan, dan sikap siswa akan lebih baik sehingga materi pelajaran tersebut akan lebih lama diingat. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul: “PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER”  


2.  Masalah dan Pembatasan Masalah
2.1 Masalah
1.      Bagaimana hasil belajar siswa setelah memanfaatkan media pembelajaran berbasis computer dalam pelajaran tekhnologi informasi dan komunikasi lebih efektif?
2.      Bagaimana sikap siswa setelah memanfaatkan media pembelajaran berbasis komputer dalam pelajaran teknologi informasi dan komunikasi akan lebih efektif?
2.2 Pembatasan Masalah
             Agar masalah ini tidak menyimpang dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda dari pembaca, maka peneliti memberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut: 
1.      Pemanfaatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelajaran teknologi informasi dan komunikasi dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis computer pada program power point yang dapat memberikan suatu materi yang membuat siswa tidak jenuh dalam menerima materi tersebut.
2.      Media pembelajaran berbasis komputer dalam penelitian ini adalah aplikasi multimedia berfungsi sebagai media pembelajaran yang memberikan fasilitas kepada siswa untuk mempelajari suatu materi. Yaitu berupa gambar yang dapat membuat peserta didik tidak jenuh dalam materi yang disampaikan.

3. Tujuan Penelitian
          Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah memanfaatkan media pembelajaran berbasis komputer dalam pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.
2. Untuk mengetahui sikap siswa setelah memanfaatkan media pembelajaran  berbasis komputer dalam pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

4. Manfaat Penelitian
          Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1.      Bagi Guru:
a)      Dapat memacu daya kreatifitas dan inovasi guru dalam mengembangkan media pembelajaran sebagai sarana peningkatan kualitas pendidikan.
b)      Menambah khasanah media pembelajaran bagi para guru terutama media untuk mengkongkritkan beberapa konsep yang bersifat abstrak.
2.      Bagi Siswa:
a)      Dapat menambah motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b)      Memperbaiki sikap siswa dalam pembelajaran.
3.      Bagi Sekolah:
a)      Menambah motivasi seluruh warga sekolah untuk selalu berkreasi dan inovasi sehingga bermuara pada peningkatan kinerja sekolah.
b)      Dengan peningkatan pemahaman konsep pada siswa akan meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekolah pada umumnya.



5. Tinjauan Pustaka
5.1 Hakikat Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
            Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu peristiwa dan tindaakan sehari-hari. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru sebagai pembelajar, dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan guru dengan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku terdidik. Dari segi tujuan yang akan dicapai baik guru maupun siswa sama-sama mempunyai tujuan tersendiri. Meskipun demikian, tujuan guru dan siswa tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan intruksional. Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses internal siswa. (Winkell, 1991)
            Pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satuan tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan.
            Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku baik secara mental maupun jasmani dengan cara ber interaksi aktif dengan lingkungannya.
            Proses pembelajaran ilmu teknologi informasi dan komunikasi merupakan proses interaksi yang melibatkan pendidik dan anak didik, di dalam pembelajaran, seorang guru dan seorang siswa diharapkan menyenangi pelajaran ini, karena menyenangi mata pelajaran merupakan dasar yang utama. Agar siswa tertarik pada pelajaran tersebut, maka seorang guru harus mempunyai cara tertentu untuk dapat mengubah mental dirinya sendiri serta mental anak didiknya. Karena itu kita perlu mengubah pola pikir anak didik dari hanya sebagai pendengar saja menjadi aktif melalui kegiatan-kegiatan.
            Untuk melaksanakan cara merubah mental anak didik dan pendidik adalah dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam proses belajar mengajar. Keterampilan proses berarti peranan guru bukan hanya sebagai pembicara tunggal melainkan menyiapkan situasi agar anak didik dapat aktif bertanya, mengamati, mengadakan tes serta menemukan fakta dan konsep sendiri. Salah satunya dalam suatu pembelajaran tersebut yang mempunyai ketidak jelasan bahan yang yang disampaikan dapat dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakilkan apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
5.2    Peranan Media Pembelajara
             Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri karena dapat membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks. Sebagai alat Bantu media mempunyai fungsi melicinkan jalan munuju tercapainya tujuan pengajaran, dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
            Untuk memilih media pembelajaran yang tepat guru harus memahami bagaimana sasaran siswa dan sifat materi ajar.  Karena tidak ada satu media yang cocok untuk semua bidang materi ajar maka guru harus selalu belajar mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi yang dapat membantu guru dalam mempersiapkan pembelajaran serta dapat menggunakan secara tepat, sehingga siswa tertantang belajar dengan berfikir kreatif. Dilihat dari segi perkembangan teknologi menurut Seels dan Glasgow dalam (Azhar Arsyad, 2006) media dikelompokkan menjadi, media tradisional dan media teknologi mutakhir. Media teknologi mutakhir meliputi : media berbasis telekomunikasi dan media berbasis mikroprosesor (Computer-assisted intrugtion, Permainan computer, Sistem tutor intelijen, Interaktif, Hypermedia, Compact).
             Pemanfaatan komputer untuk media pendidikan  sering dinamakan pembelajaran dengan bantuan computer (CAI), atau Computer Assisted Learning (CAL). Yang dimaksud pembelajaran multi media elektronik berbasis teknologi adalah dengan menggunakan program Power Point. Media pembelajaran presentasi power point ini bukan satu-satunya tetapi divariasikan dengan media lain yang relevan dan menarik.
             Program Microsoft Power Point merupakan program aplikasi untuk presentasi pembelajaran, sehingga membuat tampilan di layar proyektor silih berganti. Setiap tampilan disebut slide yang dapat dimasukkan gambar maupun suara. Langkah-langkah persiapan media ini dimulai dengan menjalankan program power point, membuat slide presentasi, memasukkan animasi yang sesuai dengan informasi yang ditampilkan, dapat ditambah dengan sound from clip organizer  sehingga tampilan slide sangat menarik bagi siswa.

5.3. Teknologi Informasi dan Komunikasi
            Tujuan Pembelajaran umum Pada Pokok Bahasan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.

            Pada materi yang mempunyai sifat yang abstrak, diperlukan suatu media pengajaran agar dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak dapat mengurangi kepemahaman yang bersifat verbalisme. Misalnya, untuk menjelaskan bagaimana pemanfaatan tekhnologi dalam dunia pendidikan. Dimana materi seperti ini tidak dapat menggunakan media yang berbentuk nyata seperti alat-alat laboratorium, namun media yang dipergunakan yakni suatu media berbasis komputer pada program power point.
Tujuan pembelajaran umum atau tujuan pembelajaran setiap konsep merupakan kemampuan yang harus dicapai peserta didik setelah mempelajari suatu konsep. Adapun tujuan pembelajaran umum pada konsep tekhnologi dan informasi yaitu siswa mampu menjelaskan karakteristik dan aplikasi pada komputer.

6. Prosedur Penelitian
6.1 Variabel Penelitian
            Arikunto ( 2006 : 118 ) “ Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian ’’. Berdasarkan defenisi tersebut yang menjadi variabel penelitian ini adalah pemanfaatan media pembelajaran berbasis komputer dalam program power point sebagai upaya peningkatan pembelajaran.
6.2 Defenisi Operasional Varibel
     Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
1.  Pemanfaatan komputer untuk media pendidikan  sering dinamakan pembelajaran dengan bantuan computer (CAI), atau Computer Assisted Learning (CAL). Yang dimaksud pembelajaran multi media elektronik berbasis teknologi adalah dengan menggunakan program Power Point. Media pembelajaran presentasi power point ini bukan satu-satunya tetapi divariasikan dengan media lain yang relevan dan menarik.
2.   Peningkatan pemahaman dalam penelitian ini adalah hasil yang didapatkan melalui sikap siswa dalam memahami materi. Tes ini diberi pada akhir kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran berbasis komputer sebagai upaya pemahaman konsep tekhnologi dan informasi komunikasi. Tes tersebut diberikan untuk mengukur dan melihat kecakapan siswa terhadap materi yang sudah diberikan. Setelah tes diberikan, kemudian data yang didapat dari tes tersebut diolah dengan teknik penskoran sehingga mendapatkan nilai. Nilai yang digunakan untuk melihat tingkat ketercapaian siswa memahami konsep tekhnologi dan informasi komunikasi.
6.3  Subjek Penelitian
            Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA MAN dengan jumlah 35 siswa. Yang terdiri 13 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
6.4 Metode Penelitian
            Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto,2006 : 160). Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
 6. 5 Teknik Pengumpulan Data
     Dalam penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu :
6.5.1. Metode Observasi
Observasi ialah metode tata cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku manusia dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung ( Purwanto, 2009: 149). Observasi ini penulis lakukan untuk melihat bagaimana proses belajar mengajar dikelas dan memperoleh gambaran umum mengenai pemanfaatan media pembelajaran berbasis komputer dalam pelajaran tekhnologi informasi dan komunikasi di kelas XII IPA MAN. Dalam hal ini observasi yang penulis gunakan adalah observasi non-sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamat.
6.5.2. Metode Data Tes
            Metode tes dilakukan sebanyak 3 kali berupa tes di akhir materi pembelajaran/ posttest
1)                  Rata-rata kelas
           
(Sudjana, 1989: 109)
Keterangan:
2)                  Ketuntasan belajar
            Untuk menghitungkan ketuntasan secara individu di gunakan rumus:
           
(Usman,1993: 138)
3)         Ketuntasan belajar secara klasikal
            Nilai postest diperoleh setelah dilakukan, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar.
Ketuntasa secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:
           
(Mulyasa, 2003: 102)
6.5.2. Metode Angket
            Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner  sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data.  Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrument pengumpul data.  Memang kuesioner baik, asal cara dan pengadaannya mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam penelitian. Adapun angket tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai cara belajar yang efektif yaitu, aktifitas belajar dan minat siswa pada saat penyampaian materi selama menggunakan media komputer pada program power point. Dalam hal ini angket diberikan langsung kepada siswa di MAN sebagai uji coba angket penelitian. Dalam penelitian ini untuk menghitung validitas dan reabilitasnya penulis menyebarkan angket pada siswa kelas XII IPA MAN.
            Rumus yang digunakan untuk mencari nilai persen angket yang dicari dan diharapkan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Na = Nilai persen angket yang dicari dan diharapkan
N = Skor mentah hasil angket
SM = Skor maksimum hasil angket
100 = Bilangan tetap
6.6 Teknik Analisis Data
Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan metode alur. Alur yang dilalui dalam analisis data kualitatif meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap tindakan dilaksanakan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi.
6.6.1. Analisis Observasi
Instrumen yang dilakukan untuk mengukur minat terdiri dari empat aspek yaitu kehadiran dikelas, bertanya, partisipasi dalam kegiatan kelas dan ketepatan waktu mengumpulkan tugas. Rentang yang dipakai adalah 4 sampai 1, maka skor tertinggi 4 x 4 = 16 dan skor terendah 1 x 4 = 4. Selanjutnya hasil ini diinterpretasikan dengan tabel minat siswa atau kelas sebagai berikut.




Tabel 1
Kategori Minat Siswa
Nilai
Predikat
>12,8
9,7 – 12,8
6,4 – 9,6
< 6,4
Sangat Minat
Minat
Kurang Minat
Tidak Minat

Keterangan:
Skor batas bawah kategori sangat positif adalah 0,8 x 16 = 12,8 dan batas atasnya 16
Skor batas bawah kategori positif adalah 0,6 x 16 = 9,6 dan skor batas atasnya 12,8
Skor batas bawah kategori negatif adalah 0,4 x16 = 6,4dan batas atasnya 9,7
Skor batas bawah kategori sangat negatif adalah kurang dari 6,4                                      
(Tim Peneliti Program Pasca sarjana UNY, 2004: 22)
6.6.2. Analisis Data Tes
            Dibandingkan rata-rata kelas dengan syarat ketuntasan belajar di MAN siswa dinyatakan tuntas belajar mencapai nilai 6,5 dan satu kelas dinyatakan tuntas belajar bila dikelas tersebut terdapat 85% siswa yang mendapat nilai 6,5 atau lebih. Hasil perhitungan data diatas dikonversikan dengan tabel dibawah ini:
Tabel 2
Kriteria data tes hasil belajar siswa
Nilai
Predikat
86 – 100
71 – 85
56 – 70
41 – 55
< 40
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang

( Diknas, 2007: 34 )
6.6.3. Angket
            Adapun angket tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai cara belajar yang efektif yaitu aktifitas belajar dan minat siswa pada saat penyampaian materi  selama menggunakan media komputer pada program power point. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa, sehingga siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan.
            Siswa dipandang mencapai tuntas belajar afektif apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya 75% peserta didik terlibat aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dalam proses belajar.




DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran   Fisika. Jakarta : Depdiknas.
Dimyati, dan Mudjiono. 1994. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Depdikbud.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, 2005. Metode Statistik. Jakarta : Tarsito. 

LEMBAR PENGESAHAN




Nama                           : Achmad Fachrurrozi Chomsa
Npm                            : 151 09 333
Jurusan                        : Sistem Informasi
Fakultas                      : Ilmu Komputer
Judul                           : Pembelajaran Berbasis Komputer







Menyetujui,
Ketua Jurusan Sistem Informasi




  



LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS


Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama                           : Achmad Fachrurrozi Chomsa
Npm                            : 151 09 333
Jurusan                        : Sistem Informasi
Fakultas                       : Ilmu Komputer
Judul                           : Pembelajaran Berbasis Komputer


Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan dalam bentuk apa pun telah mengikuti kaidah, etika yang berlaku. Mengenai isi dan tulisan adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas Gunadarma.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.

Depok,    Desember  2011



(Achmad Fachrurrozi Chomsa)